Kamis, Agustus 23, 2007

Orang Tua Siswa Ancam Turun Ke Jalan

Lembaga Advokasi Pendidikan mengharapkan Dinas Pendidikan Kota Bandung dan DPRD Kota Bandung menjadi mediator antara orangtua siswa dari SMP dengan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) untuk berdialog dengan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Dialog itu diharapkan menyelesaikan masalah perbedaan perlakuan antara siswa KBK dan non-KBK saat proses penerimaan siswa baru (PSB).

'BSNP harus sesegera mungkin mengeluarkan kebijakan terkait dengan tuntutan orangtua siswa KBK. Kalau mereka sampai melakukan aksi ke jalan, saya kira masalah ini akan menjadi panjang,' kata Dan Satriyana, Ketua Lembaga Advokasi Pendidikan Kota Bandung di Gedung Indonesia Menggugat, Minggu (9/7).

Seperti diberitakan, puluhan orangtua siswa dari beberapa SMP KBK mengadukan beberapa tuntutannya ke Disdik Kota Bandung, Jumat (7/7). Dalam pertemuan yang dimediasi oleh Kolaisi Pendidikan Kota Bandung itu, mereka menyampaikan tiga permintaan.

Tuntutan mereka, di antaranya, Disdik Kota Bandung diminta mengkonversi nilai kepada siswa KBK dengan alasan tingkat kesulitan soal KBK jauh lebih sulit dibandingkan SMP non-KBK. Perhitungan nilai ujian sekolah sebagai bagian dari nilai kumulatif ujian jumlahnya tidak sama. Untuk siswa KBK ada 5 mata pelajaran yang dihitung yaitu PPKN, IPA, IPS, Agama, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Sementara untuk siswa non-KBK hanya 4 mata pelajaran yang dinilai. Mereka juga meminta Disdik Kota Bandung memberi kuota khusus kepada siswa KBK untuk melanjutkan ke sekolah favorit.

Menanggapi permintaan itu, Disdik Kota Bandung mengeluarkan kebijakan memperbolehkan memilih 4 dari 5 mata pelajaran yang nilainya tertinggi untuk dihitung. Namun kebijakan itu tidak diketahui secara merata oleh orangtua siswa dan pihak sekolah penyelenggara PSB. Orangtua siswa juga beranggapan kebijakan itu akan menimbulkan persaingan di antara siswa KBK.

'Sebaiknya teman-teman siswa KBK tidak datang ke Disdik, tapi ke Depdiknas dan BSNP, karena kebijakan KBK datangnya dari pusat. BSNP seharusnya bisa dengan cepat melihat persoalan ini,' lanjut Dan Satriyana.

Dengan melakukan pertemuan, diharapkan akan muncul kebijakan yang pas bagi siswa KBK di Kota Bandung. Opsi konversi nilai, kata Satriyana, lebih pas dibandingkan pemberian kuota masuk ke sekolah unggulan. Bila opsi kedua dikabulkan akan menimbulkan kecemburuan bagi siswa non-KBK karena ada perlakukan istimewa bagi siswa KBK.

Menurutnya, solusi konversi nilai sudah dilakukan BSNP untuk wilayah Jakarta. Dan solusi ini bisa diterima oleh orangtua siswa KBK. 'Seharusnya semua kepala sekolah dengan KBK belajar dari pengalaman tahun lalu. Masa persoalan ini bisa terulang lagi,' kata Dan Satriyana. (ee)

SMP KBK di Bandung
1. SMPN 2
2. SMPN 9
3. SMPN 13
4. SMPN 19
5. SMPN 21
6. SMPN 28
7. SMPN 30
8. SMPN 34
9. SMPN 36
10. SMPN 43
11. SMPN 48

Pendaftaran SLB Sepanjang Tahun
BANDUNG, TRIBUN - Penerimaan siswa baru (PSB) di sekolah luar biasa tidak sama dengan sekolah umumnya. Meskipun dalam petunjuk pelaksanaan PSB jadwalnya sama-sama akhir tahun ajaran, namun SLB bisa menerima siswa baru kapan saja.

'Sebenarnya juklak PSB sama dengan sekolah umum yaitu di akhir tahun ajaran. Tapi sekolah ini menampung anak-anak dengan kondisi fisik tidak sempurna. Jadi pendaftaran bisa dilakukan kapan saja di saat anak ingin sekolah. Sebab anak dengan kondisi luar biasa tak bisa dipaksakan. Bila dipaksakan akan menjadi beban bagi anak,' kata Kepala Sekolah SLB B Cicendo, Priyono SPd, Jumat (7/7).

PSB di SLB waktunya berlangsung sepanjang tahun dan gratis. Menurut Priyono, niat orang tua menyekolahkan anaknya yang cacat perlu disambut gembira. Pasalnya, anak cacat juga memiliki hak yang sama dengan anak normal untuk mendapat pendidikan.

Menurut Priyono, siswa yang mendaftar di tengah tahun ajaran akan diperlakukan sama dengan siswa lain. Siswa yang mendaftar saat usianya melebihi untuk siswa kelas satu, bukan berarti ia langsung masuk kelas dua atau tiga. Semua siswa yang belum pernah bersekolah akan melewati masa pendidikan di kelas satu. 'Tapi setelah beberapa bulan dites dia bisa mengerjakan, dia bisa naik kelas,' lanjut Priyono.

SLB B Cicendo adalah sekolah bagi anak cacat tuna rungu. Namun kurikulumnya tak jauh berbeda dengan sekolah umum. Jika siswa dinilai mampu mencerna semua materi yang disampaikan, mereka bisa melanjutkan ke sekolah umum. (ee)

Akses Info PSB Secara Online
BANDUNG, TRIBUN - Untuk mempermudah orang tua siswa mengetahui informasi tentang penerimaan siswa baru (PSB) tahun ajaran 2006/2007, Telkom Divre III Jabar-Banten mensponsori pembuatan akses informasi realtime 'PSB Online' dengan alamat www.psbkotabandung.com.

External Public Relation PT Telkom Divre III Jabar-Banten, Dasrizal menyebutkan, dukungan itu berupa support AstiNet sebesar 1 Mb untuk kelancaran akses ke situs tersebut. Selain dukungan langsung berupa infrastruktur, Telkom juga menyediakan solusi yang mudah untuk mengaksesnya.

'Masyarakat cuma perlu menyediakan komputer beserta modem dan telepon. Cukup dengan mendial nomor 0809 8 9999 dan tanpa harus registrasi terlebih dahulu, pelanggan akan terhubung dengan internet melalui TelkomNet-Instan,' ujar Dasrizal, Sabtu (8/7).

Menurut Dasrizal, akses ke situs tersebut juga dapat dilakukan melalui Telkom Flexi dengan handset dan equipment yang disediakan untuk komunikasi data. Melalui program Sureprice, Telkom Flexi menawarkan tarif baru untuk komunikasi data yaitu Rp 3 per Kb untuk Flexi Classy dan Rp 5 per Kb untuk Flexi Trendy. (Tribune Jabar, 9 Juli 2006/tif)

Tidak ada komentar: